Jumat, 30 Juli 2010

LANDASAN TEORITIK MANAJEMEN PENDIDIKAN

Pendahuluan
  Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) masyarakat bangsa tersebut. Kualitas SDM tergantung pada tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari sanalah pentingnya manajemen dalam pendidikan diterapkan. Manajemen pendidikan untuk saat ini merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan.
 Berbagai teori manajemen secara umum dikemukakan oleh para ahli manajemen seperti Kathryn . M. Bartol dan David C, Frederik Winslow Taylor dll. Teori-teori itu memperbanyak pengertian manajemen dalam perkembangan teori manajemen selanjutnya. Dalam bidang pendidikan, manajemen dipakai untuk mengelola kegiatan dan sumber daya yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan. Pengertian manajemen secara umum menurut para ahli perlu dipaparkan untuk mendasari implementasi dalam pendidikan.
  Sesungguhnya manajemen di bidang pendidikan itu mengadopsi teori-teori manajemen yang secara umum berlaku di dunia bisnis. Teori-teori tersebut diimplementasikan dalam bidang pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan system pendidikan yang dianut. Tulisan berikut ini akan menguraikan pandangan manajemen pendidikan secara teoritis.

 Pengertian Manajemen
 Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.
 Selanjutnya, dari literatur tentang manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Penjelasan tiga pengertian tersebut adalah ;
Manajemen sebagai suatu proses,
 Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan definisi-definisi :
1. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses penyelenggaraan dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Hilman
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
3. George R. Terry
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
4. James A.F.Stoner,
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin
Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).
Manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan.
6. Henry Fayol
Mengelola adalah meramalkan, merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan dan mengontrol.
7. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
 Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Teori manajemen yang dimaksud dikemukakan oleh :


1. Frederick W Taylor :
 Manajemen adalah mengetahui dengan pasti apa yang diharapkan dari orang-orang untuk melakukan sesuatu dan melihat bahwa orang-orang itu melakukan dengan cara yang paling murah dan terbaik.
2. Per Drucker
Manajemen adalah alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang banyak yang mengelola bisnis/urusan, mengelola manajer, dan mengelola pekerja dan pekerjaan.
Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
 Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pengetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. Teori ini dikemukakan oleh :
1. Mary Parker Follet
Manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain.
Definisi dari Mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
2. Dalton
Manajemen adalah kemampuan mengorganisasi segala sumber daya dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (in a timely and cost effective manner)

  Inti manajemen dari pendapat para ahli tersebut diatas adalah : Sebuah proses / seni dalam mngelola manusia dan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu dengan langkah-langkah perencanaan ( planning), pengorganisasian ( organizing), pelaksanaan ( actuating), dan pengawasan (controling). Penjelasan yang dimaksud dengan perencanaan ( planning), pengorganisasian ( organizing), pelaksanaan ( actuating), dan pengawasan (controling), adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning)
 Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.
2. Pengorganisasian (organizing)
 Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
3. Pelaksanaan (actuating)
 Pelaksanaan (actuating) merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.


4. Pengawasan (controlling)
 Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

 Selanjutnya, W. Edwards Deming menyatakan bahwa pendekatan manajemen secara holistik mencakup 7 komponen sebagaimana dalam tabel di bawah ini. Dalam pendekatan itu, apabila menghilangkan salah satu komponen maka akan mengakibatkan ketidak berhasilan (inoperable)
Komponen Dampak
  visi strategi ketrampilan sumberdaya penghargaan organisasi Tdk punya pengikut
filosofi strategi ketrampilan sumberdaya penghargaan organisasi Membingungkan
filosofi visi ketrampilan sumberdaya penghargaan organisasi Salah langkah
filosofi visi strategi sumberdaya penghargaan organisasi Ragu-ragu
filosofi visi strategi ketrampilan penghargaan organisasi Bikin frustasi
filosofi visi strategi ketrampilan sumberdaya organisasi ‘kering’ ‘pahit’
filosofi visi strategi ketrampilan sumberdaya penghargaan Tanpa koordinasi
filosofi visi strategi ketrampilan sumberdaya penghargaan organisasi SUKSES


Konsep Administrasi/Manajemen Pendidikan

 Dalam lingkup pendidikan, masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen dalam arti pengelolaan , sehingga dikenal istilah manajemen pendidikan, sedangkan di lain pihak, menggunakan istilah manajemn dengan merujuk pada pengertian administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi pendidikan. Dalam pembahasan ini cenderung untuk mengidentikkan keduanya, sehingga kedua istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama.
Setelah memperoleh gambaran tentang manajemen secara umum maka pemahaman tentang manajemen pendidikan akan lebih mudah, karena dari segi prinsip serta fungsi-fungsinya nampaknya tidak banyak berbeda, perbedaan akan terlihat dalam substansi yang dijadikan objek kajiannya yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah pendidikan.
Manajemen pendidikan adalah aplikasi prinsip, konsep dan teori manajemen dalam aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien (Imma Helianti Kusuma, 2006). Di berbagai organisasi selalu menjalankan fungsi manajemen yang seharusnya dilaksanakan yaitu “Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling”. Fungsi-fungsi tersebut tidak jauh berbeda di dalam manajemen pendidikan. Yang membedakan manajemen pendidikan dengan manajemen lainnya adalah komponen di dalamnya. Komponen manajemen pendidikan antara lain meliputi proses pembelajaran, sumber daya manusia, siswa, steakholder, fasilitas, pembiayaan, school public relation, dsb.
Oteng Sutisna (1989:382) menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir dalam tiga bidang perhatian dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi pendidikan (geografi, demograpi, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan pembangunan); (2) pendidikan (bidang garapan Administrasi); dan (3) substansi administrasi pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku administrasi), hal ini makin memperkuat bahwa manajemen/administrasi pendidikan mempunyai bidang dengan cakupan luas yang saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat disamping pendalaman dari segi perkembangan teori dalam hal manajemen/administrasi.
Dalam kaitannya dengan makna manajemen/Administrasi Pendidikan berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen pendidikan yang dikemukakan para ahli. Dalam hubungan diambil pendapat yang mempersamakan antara Manajemen dan Administrasi terlepas dari kontroversi tentangnya, sehingga dalam tulisan ini kedua istilah itu dapat dipertukarkan dengan makna yang sama.
 Hadari Nawawi (1992) mengemukakan bahwa “administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal.
Pendapat para pakar yang lain sebagai berikut :

Pendapat Pakar tentang Administrasi/manajemen Pendidikan
No Pengertian Administrasi/manajemen Pendidikan Pendapat
1. Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien… Djam’an Satori, (1980: 4)
2. Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya
 Made Pidarta, (1988:4)
3. Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan Biro Perencanaan Depdikbud, (1993:4)
4. educational administration is a social process that take place within the context of social system Castetter. (1996:198)


5. Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan… Soebagio Atmodiwirio. (2000:23)
6. Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama Engkoswara (2001:2)

dengan memperhatikan pengertian di atas nampak bahwa manajemen/administrasi pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan, fungsi administrasi pendidikan merupakan alat untuk mengintegrasikan peranan seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti bahwa bidang-bidang yang dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam bidang lain.
 Meskipun ditemukan pengertian tentang manajemen atau administrasi yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan, bahwa : (1) manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya; dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.
Lingkup manajemen pendidikan dari 3 esensi diatas meliputi 5 bidang utama yang perlu di kelola dengan pendekatan manajemen yaitu : (a) manajemen organisasi, (b) manajemen strategi, (c) manajemen sumber daya manusia, (d) pembiayaan pendidikan, (e) marketing pendidikan

(a) manajemen organisasi.
Pengertian organisasi adalah :
1. Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia)
2. Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
3. Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
4. Menurut Chester I. Bernard, organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
5. Menurut Schein. Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab. Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.
 Organisasi merupakan unsur penting dalam manajemen. Manajemen tidak bermakna apabila organisasi tidak ada. Organisasi yang tangguh adalah organisasi yang memiliki sumber daya manusia, bermutu, aktif, bersemangat, struktur organisasi mantap, dan mempunyai system informasi yang up to date. Di dalam organisasi selalu ada orang-orang yang mempunyai tugas dan peran masing-masing. Mereka saling berinteraksi dalam sebuah struktur organisasi untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat input, proses, output dan feedback.
 Organisasi akan tetap eksis di tengah masyarakat jika mempunyai komitmen terhadap: satu tujuan; fokus terhadap pelanggan; obsesi yang tinggi terhadap kualitas, motivasi berprestasi dan mengejar daya saing; perencanaan jangka panjang; antisipatif dan proaktif; kerjasama tim yang dinamis; anggota organisasi selalu tekun bekerja, giat berusaha dan terus meningkatkan pengetahuan dan kecakapannya; pemberdayaan dan mendorong anggota untuk maju; memperbaiki proses secara berkesinambungan; terus menerus menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. Agar komitmen tersebut tetap terjaga oleh organisasi maka dalam sepanjang waktu perlu dilakukan : (a) membina proses; Dalam kegiatan ini anggota organisasi melakukan pekerjaannya sebagaimana ditetapkan dalam uraian pekerjaannya. (b) melakukan perbaikan performance secara perorangan dan atau kelompok, (c) menangani krisis, ini berarti menghadapi dan menangani keadaan darurat.

(b) manajemen strategi,
1. Pengertian Manajemen Strategi
 Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut.
 Secara inti yang dimaksud dengan strategi adalah suatu cara untuk mencapai sasaran.Menurut Thomas L.Wheelen – J.David Hunger manajemen strategi adalah
serangkaian dari pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan / perencanaan strategi,pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi
2.Tujuan Manajemen Strategi
a). Memberikan Arah Pencapaian Tujuan Organisasi / Perusahaan
Dalam hal ini, manajer strategi harus mampu menunjukan kepada semua pihak kemana arah tujuan organisasi / perusahaan. Karena, arah yang jelas akan dapat dijadikan landasan untuk pengendalian dan mengevaluasi keberhasilan.
b). Membantu Memikirkan Kepentingan Berbagai Pihak
Organisasi / perusahaan harus mempertemukan kebutuhan berbagai pihak, pemasok, karyawan, pemegang saham, pihak perbankan, dan masyarakat luas lainnya yang terkait dengan perusahaan atau disebut dengan istilah Stakeholder Benefits, memegang peranan terhadap sukses atau gagalnya perusahaan.
c). Dapat Mengantisipasi Setiap Perubahan Kembali Secara Merata
Manajemen strategi memungkinkan eksekutif puncak untuk mengantisipasi perubahan dan menyiapkan pedoman dan pengendalian, sehingga dapat memperluas kerangka waktu / berpikir mereka secara prespektif dan memahami konstribusi yang baik untuk hari ini
  dan hari esok.
d). Berhubungan dengan Efisiensi dan Efektifitas
Tanggung jawab seorang manajer bukan hanya mengkonsentrasikan terhadap kemampuan atas kepentingan efisiensi, akan tetapi hendaknya juga mempunyai perhatian yang serius agar bekerja keras melakukan sesuatu secara lebih baik dan efektif.
3. Proses Pengambilan Keputusan Strategi
a). Pengambilan keputusan yang rasional analisis, yaitu pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan semua alternatif maupun segala akibat dari pilihan yang dapat dilihatnya dan menyusun segala akibatnya tersebut dengan memperhatikan skala pilihan yang pasti dan memilih alternatif yang memberikan hasil maksimum.
b). Pengambilan keputusan secara intuitif emosional, yaitu pengambilan keputusan dengan menggunakan perasaan, pengalaman, pemikiran, reflektif, dan naluri dangan menggunakan proses jiwa dibawah sadar.
c). Pengambilan keputusan secara perilaku politis, yaitu pengambilan keputusan dengan
  menggunakan sejumlah tekanan dari orang lain dan terpengaruh oleh keputusan mereka.
4. Kesimpulan Manajemen Strategi
a). Manajemen strategi pada intinya adalah memilih alternatif strategi yang terbaik bagi
  organisasi / perusahaan dalam segala hal untuk mendukung gerak usaha perusahaan.
b). Perusahaan harus melaksanakan menajemen strategi secara terus menerus dan harus
  fleksibel dengan tuntutan kondisi di lapangan.

(c) manajemen sumber daya manusia,
  c. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
 Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia alangkah
baiknya apabila diketahui terlebih dahulu pengertian Manajemen dan Sumber Daya Manusia itu sendiri. Dalam pendapat beberapa ahli, Manajemen diartikan sebagai ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
 Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan assets perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipa sumber daya, seperti Finansial, Fisik, Manuisa dan Kemampuan Teknologi.
Hal ini penting untuk diketahui, karena akan bias membedakan dengan pengertian yang sama dengan pengertian manajemen sumber daya manusia, yaitu administrasi kepegawaian atau juga manajemen kepegawaian.

Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut para ahli:
1. Menurut Melayu SP. Hasibuan
Manajemen SDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Menurut Henry Simamora,
Manajemen SDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja. Manajemen SDM juga menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.
3. Menurut Achmad S. Rucky
Manajemen SDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan, pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai tujuan-tujuannya.
4. Menurut Mutiara S. Panggabean
Manajemen SDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembngan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

 Dari definisi di atas, menurut Mutiara S. Panggabaean bahwa, kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja
 Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan demikian pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.


c. 2. Model Manajemen Sumber Daya Manusia
 Di dalam memahami berbagai permasalahan pada manajelen sumber daya manusia dan sekaligus dapat menentukan cara pemecahannya perlu diketahui lebih dahulu model-model yang digunakan oleh perusahaan kecil tidak bias menerapkan model yang biasa digunakan oleh perusahaan besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam perkembangan model-model ini berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi serta tuntutannya.
 Untuk menyusun berbagai aktifitas manajemen sumber daya manusia ada 6 (enam) model manajemen sumber daya manusia yaitu:
1. Model Klerikal
Dalam model ini fungsi departemen sumber daya manusia yang terutama adalah memperoleh dan memelihara laporan, data, catatan-catatan dan melaksanakan tugas-tugas rutin. Fungsi departemen sumber daya manusia menangani kertas kerja yang dibutuhkan, memenuhi berbagai peraturan dan melaksanakan tugas-tugas kepegawaian rutin.
2. Model Hukum
Dalam model ini, operasi sumber daya manusia memperoleh kekutannya dari keahlian di bidang hukum. Aspek hukum memiliki sejarah panjang yang berawal dari hubungan perburuhan, di masa negosiasi kontrak, pengawasan dan kepatuhan merupakan fungsi pokok disebabkan adanya hubungan yang sering bertentangan antara manajer dengan karyawan.
3. Model Finansial
Aspek finansial manajemen sumber daya manusia belakangan ini semakin berkembang karena para manajer semakin sadar akan pengaruh yang besar dari sumber daya manusia ini meliputi biaya kompensasi tidak langsung seperti biaya asuransi kesehatan, pension, asuransi jiwa, liburan dan sebagainya, kebutuhan akan keahlian dalam mengelola bidang yang semakin komplek ini merupakan penyebab utama mengapa para manajer sumber daya manusia
  semakin meningkat.
4. Model Manjerial
Model manajerial ini memiliki dua versi yaitu versi pertama manajer sumber daya manusia memahami kerangka acuan kerja manajer lini yang berorientasi pada produktivitas. Versi kedua manajer ini melaksanakan beberpa fungsi sumber daya manusia.
Departemen sumber daya manusia melatih manajer lini jdalam keahlian yang diperlukan untuk menangani fungsi-fungsi kunci sumber daya manusia seperti pengangkatan, evaluasi kinerja dan pengembangan. Karena karyawan pada umumnya lebih senang berinteraksi dengan manajer mereka sendiri disbanding dengan pegawai staf, maka beberapa departemen sumber daya manusia dapat menunjukan manajer lini untuk berperan sebagai pelatih dan fsilitator.
5. Model Humanistik
Ide sentral dalam model ini adalah bahwa, departemen sumber daya manusia dibentuk untuk mengembangkan dan membantu perkembangan nilai dan potensi sumber daya manusia di dalam organisasi. Spesialis sumber daya manusia harus memahami individu
karyawan dan membantunya memaksimalkan pengembangan diri dan peningkatan karir. Model ini menggabarkan tumbuhnya perhatian organisasi terhadap pelatihan dan pengembangan karyawan mereka.
6. Model Ilmu Perilaku
Model ini menganggap bahwa, ilmu perilaku seperti psikologi dan perilaku organisasi
merupakan dasar aktivitas sumber daya manusia. Prinsipnya adlah bahwa sebuah
pendekatan sains terhadap perilaku manusia dapa diterapkan pada hampir semua
permasalahan sumber daya manusia. bidang sumber daya manusias yang didasarkan pada
prinsip sains meliputi teknik umpan balik, evaluasi, desain program dan tujuan pelatihan
serta manajemen karir

c.3 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
 Fungsi manajemen sumber daya manusia sama halnya dengan fungsi yang ada dalam manajemen sendiri, seperti apa yang dikemukakan G. Terry dalam bukunya Principle of Management yang menyatakan bahwa, fungsi manajemen meliputi Planning, Organizing, Actuating dan Controlling (POAC). Henry Fayol menyebutkan bahwa, fungsi manajemen meliputi Planning, Organizing, Commanding, Coordinating dan Controllung (POCCC).
 Luther Gulick mengemukakan fungsi manajemen meliputi Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting dan Budgeting (POSDCoRB).
Dalam manajemen sumber daya manusia beberapa ahli seperti Edwin B. Flippo, Dale Yoder, Manullang, Moekijat dan Malayu SP. Hasibuan serta Henry Simamora mengemukakan fungsi manajemen sumber daya manusia seperti halnya fungsi manajemen yang dikemukakan di atas, adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Rekrutmen
3. Seleksi
4. Dekrutmen
5. Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan
6. Evalauasi Kinerja
7. Komensasi
8. Pengintegrasian
9. Pemeliharaan
10. Pemberhentian.

(d) Pembiayaan pendidikan, ( manajemen keuangan)
 Pengertian Manajemen Keuangan mengalami perkembangan mulai dari pengertian manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana saja sampai yang mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva. Beberapa definisi manajemen keuangan diberikan sebagai berikut :



a. Liefman:
usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
b.Suad Husnan:
manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
c. Grestenberg:
how business are organized to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof ts business are distributed.
d. James Van Horne:
segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
e. Bambang Riyanto:
keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan us aha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syaratsyarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Pengertian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa manajemen keuangan berhubungan dengan tiga aktivitas (fungsi) utama:
a) Allocation of funds (aktivitas penggunaan dana) yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva. Alokasi dana berbentuk:
1) Financial assets (aktiva finansial) yaitu selembar kertas berharga yang mempunyai nilai pasar karena mempunyai hak memperoleh penghasilan, misalnya: saham, sertifikat deposito, atau obligasi.
2) Real assets (aktiva riil) yaitu aktiva nyata: tanah, bangunan, peralatan.
  b. Raising of funds (aktivitas perolehan dana) yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana balk dari sumber internal perusahaan maupun sumber eksternal perusahaan, termasuk juga politik dividen. Sumber dana pada perusahaan secara keseluruhan
c. Manajemen assets (aktivitas pengelolaan aktiva) yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva-aktiva harus dikelola seefisien mungkin.
  Tiga Keputusan Yang Diambil Manajemen Keuangan
 Ada tiga keputusan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan mengenai dividen. Kegiatan mencari alternatif sumber dana menimbulkan adanya arus kas masuk, sementara kegiatan mengalokasikan dana dan pembayaran dividen menimbulkan arus kas keluar, maka manajemen keuangan sering disebut manajemen aliran (arus) kas.
Keterangan lebih lanjut dari masing-masing keputusan sebagai berikut: (Van Horne)
1. Financing dicision: keputusan pendanaan atau pembelanjaan pasif
a) Implementasi dari rasing of funds, meliputi besarnya dana, jangka waktu penggunaan, asalnya dana serta, persyaratan-persyaratan yang timbul karena penarikan dana tersebut.
b) Hasil financing dicision tercermin di sebelah kanan dari neraca.
c) Raising of funds bisa diperoleh dari internal (modal sendiri) meliputi: saham preferen, saham biasa, laba ditahan dan cadangan, maupun eksternal (modal asing) jangka pendek
maupun jangka panjang. Sumber dana jangka pendek, misalnya utang dagang (trade payable atau open account), utang wesel (notes payable), utang gaji, utang pajak. Sumber dana jangka panjang misalnya, utang bank, dan obligasi.
2. Investmenf Dicision: keputusan investasi atau pembelanjaan aktif
Implementasi dari allocation off funds.
a) Allocation of funds bisa dalam jangka pendek dalam bentuk working capital, berupa aktiva lancar atau jangka panjang dalam bentuk capital investment, berupa aktiva tetap.
b) Tercermin di sisi aktiva (kiri) sebuah neraca. Komposisi aktiva harus ditetapkan misalnya berapa aktiva total yang dialokasikan untuk kas atau persediaan, aktiva yang secara ekonomis tidak dapat dipertahankan harus dikurangi, dihilangkan atau diganti.
3. Dividen Policy: keputusan mengenai dividen
a) Berhubungan dengan penentuan prosentase dari keuntungan neto yang akan dibayarkan sebagai cash dividend.
b) Penentuan stock dividen dan pembelian kembali saham.
 Tanggung Jawab Staf Keuangan
  Tugas staf keuangan adalah mendapatkan dan mengoperasikan sumber-sumber daya sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan dengan berbagai aktivitas (Brigham & Houston: 2006, 18) yaitu:
1. Peramalan dan perencanaan: mengkoordinasi prose~s perencanaan yang akan membentuk masa depan perusahaan.
2. Keputusan-keputusan investasi dan pendanaan: membantu menentukan tingkat penjualan perusahaan yang optimal, memutusakan aset spesifik yang harus diperoleh, dan memilih cara terbaik untuk mendanai aset.
3. Koordinasi dan kontrol: berinteraksi dengan karyawan-karyawan lain untuk memastikan bahwa perusahaan telah beroperasi seefisien mungkin.
4. Berinteraksi dengan pasar keuangan: berinteraksi untuk mendapatkan atau menanamkan dana perusahaan.
5. Manajemen risiko: bertanggung jawab untuk program manajemen risiko secara lceseluruhan termasuk mengidentifiksi risiko dan kemudian mengelolanya secara efisien.
 Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian koefisienan (Sartono: 2000, 3) yaitu:
1. Tujuan normatif manajemen keuangan adalah maximilation wealth of stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
a) Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.
b) Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.
c) Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.

d) Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi.
e) Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.
2. Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat diukur dengan harga jual seandainya perusahaan tersebut dijual. Jadi tidak hanya nilai asset (laporan di neraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat risiko usaha, prospek perusahaan, manajemen lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi nilai perusahaan adalah:
a) Perusahaan belum/tidak go-publik: harga seandainya perusahaan dijual
b) Perusahaan go-publik: harga saham yang dijual belikan di pasar modal.
3. Dari indikasi tersebut dapat ditarik pengertian:
a) Memaksimalisasi nllai perusahaan tidak sama dengan memaksimalisasi laba:
1) Perusahaan bisa saja meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham dengan hasll penjualan saham dlinvestaslkan pada deposlto atau obllgasl pemerintah. Dengan cara ini dijamin laba akan besar tetapl keuntungan per lembar saham akan menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar bertambah, sehlngga kondlsl perusahaan tldak balk.
2) Terminologl profit memlllki pengertian ganda, dlsebabkan terdapat banyak definlsl profit.
3) Memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalkan laba per~lembar saham (earning per share = EPS) alasannya:
b). Tujuan memaksimalisasi laba tidak memperhatikan waktu dan lamanya keuntungan yang
  diharapkan.
c). Tidak mempertimbangkan risiko atau ketidakpastian dari keuntungan di masa yang akan
  datang. Jika suatu usulan mengandung risiko yang besar, maka kenaikan keuntungan per
  lembar saham akan diikuti dengan penurunan harga saham.

(e) Marketing pendidikan
 Yang dimaksud dengan marketing pendidikan adalah meliputi manajemen Informasi dan marketing. Pada era sekarang ini manajemen informasi sangat penting. Sebuah lembaga pendidikan selalu menginginkan agar nama lembaga ybs dikenal luas oleh masyarakat. Di sisi lain masyarakat membutuhkan informasi tentang suatu lembaga pendidikan yang sesuai dengan harapan mereka. Informasi tidak hanya berfungsi sekedar memberi gambaran dan data tentang sekolah, tetapi perlu dikemas sedemikian rupa sehingga sekaligus berfungsi untuk promosi dan marketing.
Untuk tujuan tersebut, lembaga pendidikan memerlukan input maupun output untuk diolah.
1. Data input meliputi :
a. Data tentang karakteristik masyarakat pendukung lembaga pendidikan, meliputi tingkat pendidikan, pendapatan, pandangan mereka tentang pendidikan, kemampuan pembiayaan, harapan mereka terhadap lembaga pendidikan
b. Data mengenai pesaing, terutama tentang keunggulannya .


2. Data output, meliputi product system (keunggulan) dan accounting system
Bagian marketing pendidikan berperan dalam menyakinkan masyarakat untuk memberikan kepercayaan dalam mendidik putra-putrinya. Bagian marketing pendidikan akan lebih baik jika mencakup sebuah lembaga yang berfungsi membina hubungan baik dengan masyarakat yang peduli dengan pendidikan. Secara structural bagian ini dapat melibatkan komite sekolah. Bagian ini menampung berbagai tanggapan masyarakat. Hal ini penting jika terjadi pandangan negatif, atau ketidakpuasan pelanggan terhadap lembaga sekolah maka dapat diadakan pendekatan terlebih dahulu, dengan maksud supaya tidak terjadi pelebaran masalah yang dapat mengakibatkan kerugian bagi lembaga, sehingga komplain dapat diminimalisir Selain itu bagian ini juga membuat program-program dalam konteks pendidikan agar orang tua/masyarakat lebih memahami filosofi pendidikan. Hal ini dimaksudkan supaya ketika lembaga hendak mengadakan kerjasama dengan mereka maka tidak terjadi kesenjangan pandangan.

Manajemen sekolah
 Lingkup yang lebih sempit manajemen pendidikan identik dengan manajemen sekolah. Di Indonesia , pelaksanaannya berdasar pada Undang-undang no. 23 tahun 2005 tentang Sisdiknas, yang dirinci kedalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.
Dalam Lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 19 tahun 2007 dijelaskan bahwa Pengelolaan Pendidikan meliputi :
A. Perencanaan Program
1. Visi Sekolah/Madrasah
2. Misi Sekolah/Madrasah
3. Tujuan Sekolah/Madrasah
4. Rencana Kerja Sekolah/Madrasah
B. Pelaksanaan Rencana Kerja
1. Pedoman Sekolah/Madrasah
2. Struktur Organisasi Sekolah/Madrasah
3. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah/Madrasah
4. Bidang Kesiswaan
5. Sidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
6. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
7. Bidang Sarana dan Prasarana
8. Bidang Keuangan dan Pembiayaan
9. Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah
10. Peran serta Masyarakat dan Kcmitraan Sekolah/Madrasah
C. Pengawasan dan Evaluasi
1. Program Pengawasan
2. evaluasi Diri

3. Evaluasi dan Pengembangan KTSP
4. Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Akreditasi Sekolah/Madrasah
D. Kepemimpinan Sekolah
E. Sistem Informasi Manajemen
F. Penilaian Khusus.

Penutup
 Pada dasarnya manajemen pendidikan sangat diperlukan oleh semua pihak yang terkait dengan pendidikan, secara teori ternyata tidak sederhana. Penguasaan landasan teoritis secara total dengan tujuan peningkatan mutu wajib dilakukan oleh lembaga pendidikan. Jika ini dilakukan maka akan membentuk sebuah jaringan yang kuat yang secara serentak melaju mencapai tujuan/sasaran. Dengan demikian maka sebuah lembaga pendidikan akan tetap eksis dan terus berkembang dalam kancah persaingan global.
 Kepekaan melihat kondisi yang bergulir dan peluang masa depan menjadi modal utama untuk mengadakan perubahan paradigma dalam manajemen pendidikan. Modal ini akan dapat menjadi pijakan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan. Pada titik inilah diperlukan berbagai komitmen untuk perbaikan kualitas. Manakala tahu melihat peluang, dan peluang itu dijadikan modal, kemudian modal menjadi pijakan untuk mengembangkan pendidikan yang disertai komitmen yang tinggi.


 
 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar